Sabtu, 20 Agustus 2011

Allah Menggenggam hati manusia


Allah Menggenggam hati manusia by Alexyusandria Moenir on RM terbit 13 November 2010 03:05
Hati manusia diliputi oleh bermacam rasa.Ada sayang, benci,rindu, cinta dan perasaan lainnya yang kadang susah buat kita menafsirkannya. Begitu kompleksnya masalah perasaan dalam hati manusia ini sehingga kadang kala susah membedakan antara airmata bahagia ataukah airmata duka. Karena manusia sendiri sering bersembunyi dibalik airmuka yang tidak mau diketahui oleh sesamanya mengenai apa yang tersimpan didalam lubuk hatinya, walaupun sering dikatakan bahwa airmuka menunjukkan isi hati seseorang.
Memahami isi hati seseorang bukanlah hal mudah dan dapat dipahami langsung hanya dalam waktu yang singkat. Pengenalan pada diri seseorang itu dilakukan seumur hidup, karena itulah tidak baik rasanya ketika bertemu hanya dalam beberapa kali, kita langsung menilai seseorang dengan karakter tertentu, apalagi sampai menjudge orang tersebut, yang bisa saja jatuh kepada fitnah. Padahal hanya Allah lah yang mengetahui isi hati manusia.
Ketahuilah sesungguhnya kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada di dalamnya (sekarang). Dan (mengetahui pula) hati (manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha mengehui segala sesuatu. (QS An Nuur 24 : 64)
Keresahan adalah bentuk hati yang tidak tentu tentang apa yang dirasakan. Hal ini bisa menyebabkan seseorang kehilangan kendali diri, sehingga terkadang melakukan hal hal yang kurang baik sebagai pelarian. Bahkan dari keresahan yang ada dihati, seseorang bisa saja menjadi sangat sensitif sehingga bisa menimbulkan pertentangan dengan teman atau yang lainnya. Kontrol diri terhadap hati itu merupakan hal yang sangat penting, karena membiarkan hati yang terombang ambing tanpa kendali, sering mengakibatkan terjadinya perbuatan bodoh yang kelak akan disesali disaat pengendalian diri telah kembali.
Meskipun manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan Allah karena memiliki kelebihan dalam akal, namun seringkali hati lebih berperan dalam mengendalikan langkah seorang insan. Dan agama merupakan pengendali terhadap hati manusia, yang akan memberi petunjuk kepada seseorang arah yang sebaiknya ditempuhnya, dari sekian banyak jalan yang bisa ditempuh oleh manusia. Bisa dikatakan agama dengan mengamalkan tauhid yang benar mampu menumbuhkan keimanan dalam hati makhluk yang sangat mudah tergoda ini yaitu manusia. Dan sebagai seorang Muslim, belumlah kita dikatakan beriman jika masih saja dikuasai oleh syahwat dunia yang memenuhi rongga hati.
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS Az Zumar 39 : 22)
Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (QS An Nahl 16 : 23)
Pada dasarnya manusia diciptakan dengan dua pilihan yaitu kebaikan dan keburukan, dimana masing masing pilihan mempunyai resikonya sendiri yang berbeda untuk tiap pilihan. Karena itulah Allah memberikan jaminan kepada hati yang beriman sebuah surga yang masih menjadi misteri buat insan diunia ini, dan juga jaminan neraka bagi hati yang ingkar.
Tentu saja untuk memilih salah satu jalan tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena andaikata manusia mau berfikir dengan sungguh sungguh, memilih untuk neraka itu sangatlah bodoh karena siksanya yang Maha hebat, dan memilih surgapun bukanlah hal yang mudah karena jalannya sangat berliku buat hati yang sangat susah buat istiqamah dalam amalan baik.
Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah[1172]. (QS Ar Ruum 30 : 43)
[1172]. yakni sebahagian mereka berada dalam surga dan sebahagian lagi berada dalam neraka.
Allah yang Maha Rahim sebenarnya telah memberikan peringatan dan petunjuk kepada manusia dalam menjalani hari harinya sebagai khalifah dipermukaan bumi ini. Petunjuk tersebut diberikan Allah secara bertahap melalui para Nabi Nya dimulai pada zaman nabi Adam hingga ke nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Al Amin ini yang merupakan penutup nabi diakhir zaman telah meninggalkan wasiatnya yang benar dan diridhoi Allah yaitu Al Qur’an dan Sunnah. Tak seorang Muslimin muslimat didunia ini yang tidak tahu warisan Rasulullah tersebut, namun yang betul betul belajar dan memahaminya untuk diamalkan sangatlah kurang. Wallahu ‘alam ...
Andaikan kita mau belajar dengan niat yang ikhlas, Al Qur’an telah memberi peringatan kepada manusia bahwa iblis dan pengikutnya takkan pernah berhenti dalam menjerumuskan manusia kedalam Neraka melalui bisikan bisikan pada hati manusia. Bisikan inilah yang sering membuat manusia lalai dalam beribadah kepada Rabb nya dan membuat manusia seringkali melakukan berbagai kemungkaran dalam bentuk bentuk yang berbeda.
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[529] sampai waktu mereka dibangkitkan." (QS Al A’raaf 7 : 13 – 14)
[529]. Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS Al A’raaf 7 : 179)
Bagi kebanyakan kita, Islam adalah agama yang telah diwariskan oleh orang tua sejak kita lahir, sehingga pengetahuan ibadah dan amalannya sering kita lakukan hanya mengikuti apa yang telah dilakukan oleh orang tua kita saja. Padahal banyak dari pengetahuan Islam ini yang kurang kita pahami karena kita tidak mempelajarinya. Bahkan kadang pengetahuan agama kita jauh dibawah para Mualaf yang baru saja menyentuh Islam. Hal ini disebabkan kepuasan kita sebagai Muslim dari lahir yang berfikir bahwa telah cukup hanya dengan kita telah melakukan Shalat, puasa dan ibadah lainnya, maka telah sempurna ke Islaman kita.
Hal inilah yang sering menjadi sebab seorang muslim memiliki satu kekosongan dihatinya sehingga mudah dimasuki oleh iblis dan pengikutnya. Sudut hati yang kosong inilah yang menjadi tempat Iblis buat selalu menjerumuskan insan kejalan yang tidak diridhai Allah. Dan ketika kita terlambat mengetahuinya, hati tersebut telah menjadi keras untuk menerima kebenaran. Hati yang keras inilah yang sering membuat manusia melakukan berbagai kemungkaran.karena didalam hati yang keras terdapat kesombongan yang merupakan hal yang tidak disukai oleh Allah subhanahu wata’ala.
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS Luqman 31 : 18)
(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong ." (QS Al Mu’min 40 : 76)
Allah menyukai hati yang lembut yang dimiliki oleh manusia. Karena dengan hati yang lembut, manusia memiliki kebaikan yang banyak untuk diamalkan. Hati yang lembut lebih mudah menerima nasehat, dan lebih mudah tersentuh oleh rasa iba,pemaaf.penuh kasih sayang dan jauh dari kebencian dan kesombongan. Hati yang lembut akan menyebabkan insan yang memilikinya mempunyai rasa takut akan Kuasa Allah dan berusaha menjaga Hablum minallah dan hablum minannas nya dalam kehidupan didunia ini. Hal ini disebabkan karena insan tersebut menyadari akan adanya hari akhir dimana pada saat itu Allah akan meminta pertanggung jawaban atas apapun yang telah dilakukannya selama hidup didunia ini.
Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud[1192] seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. (QS As sajdah 32 : 15)
[1192]. Maksudnya mereka sujud kepada Allah serta khusyuk. Disunahkan mengerjakan sujud tilawah apabila membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah yang seperti ini.
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[549]. (QS Al A’raaf 7 : 55)
[549]. Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.
Dalam kehidupan sehari harinya orang yang memiliki kesombongan dan memiliki kelembutan sangat berbeda dalam menyampaikan lisannya. Orang yang lembut akan bersuara dengan lembut pula dan orang yang sombong biasanya arogansinya ditunjukkan dengan suara yang agak tinggi. Padahal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbicara tidak pernah mengeluarkan suara yang keras.

“Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam tidak berbicara cepat sebagaimana kalian. Tetapi beliau berbicara dengan kata-kata yang jelas dan tegas. Orang yang duduk bersamanya akan dapat menghafal (kata-katanya) (Diriwayatkan oleh Humaid bin Mas’adah al Bashriyyi, dari Humaid al Aswad, dari Usamah bin Zaid, dari Zuhri, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

Hadis riwayat Ibnu Masud ra., ia berkata : Ada tiga orang yang berkumpul di dekat Baitullah, dua orang dari Quraisy dan seorang dari Tsaqafi atau dua orang dari Tsaqafi dan seorang Quraisy. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sedikit pemahaman agama yang selalu disibuki oleh urusan perut mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: Apakah kamu berpendapat bahwa Allah akan mendengar apa yang kita bicarakan? Seorang lagi menjawab: Allah akan mendengar apabila kita mengeraskan suara dan tidak akan mendengar jika kita merendahkan suara.Yang lain lagi membantah: Jika Allah mendengar bila kita mengeraskan suara, maka Dia pasti akan mendengar bila kita  merendahkan suara pembicaraan! Lalu Allah menurunkan ayat: Dan kamu sekalian sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulit kalian terhadap kalian. (Shahih Muslim No.4979)

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata: Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, mulailah orang-orang mengeraskan suara mereka dalam membaca takbir lalu bersabdalah beliau: Wahai manusia, rendahkanlah suara kamu sekalian! Karena kamu sekalian sesungguhnya tidak sedang memohon kepada yang tuli maupun yang gaib bahkan kamu sekalian sedang memohon kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat Yang selalu bersama kamu sekalian. Aku pada saat itu berada di belakang beliau sambil mengucapkan: "Laa haula wa laa quwata illa billah", (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat bantuan Allah). Rasulullah saw. berkata: Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan kepada salah-satu kekayaan surga yang tersimpan? Aku menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Yaitu ucapan: "Laa haula wa laa quwata illa billah". (Shahih Muslim No.4873)

Akhirnya,menjaga hati tetap istiqamah dalam kebaikan dengan berpandukan kepada Al Qur’an dan Sunnah merupakan kewajiban seorang Muslim yang mau berusaha melangkah menjadi Mukmin yang dicintai Allah dan Rasul Nya.

Dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Abu Syaibah, Aisya ra., berkata, “Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa dengan mengatakan, ‘Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk selalu taat kepada-Mu.’ Aku pernah bertanya, ‘Ya Rasulullah, kenapa Anda sering berdoa dengan menggunakan doa seperti itu? Apakah Anda sedang marasa ketakutan?’ Beliau menjawab, ‘Tidak ada yang membuatku merasa aman, hai Aisyah. Hati seluruh hamba ini berada di antara dua jari Allah Yang Maha Memaksa. Jika mau membalikkan hati seorang hamba-Nya, Allah tinggal membalikkannya begitu saja.’”

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya[606] dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS Al anfaal 8 : 24)

[605]. Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. Juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

[606]. Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.

1 komentar: