Minggu, 21 Agustus 2011

Orang Asing (Al-Ghurabaa)

Orang Asing (Al-Ghurabaa) by Alexyusandria Moenir on Saturday, March 5, 2011 at 9:26pm
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang asing“. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (232)]

Hal ini telah tampak dalam kehidupan sehari hari, betapa orang orang yang berusaha menjalankan sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam benar benar menjadi asing bagi masyarakat Muslim sendiri.

Sebagai contoh, ketika ada saudara Muslim yang berusaha menjaga dirinya dari pergaulan dengan yang bukan muhrim, maka ada saja yang kurang senang dan mengeluarkan pendapat yang tidak pantas untuk didengar, padahal, memang dalam Islam, bergaul dengan yang bukan muhrim itu memiliki aturan dan batasan yang jelas sesuai syar'i dan tidak sebebas bergaul dengan cara diluar hukum Islam.

Atau ketika melihat saudara Muslim berusaha berpenampilan sebagaimana yang disunnahkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, banyak saudara Muslim kita yang lain mencibir atau menaikkan alis, seolah olah penampilan yang Islami itu merupakan hal yang tidak patut dan berlebihan.

Al Ghurabaa adalah sebutan lain bagi orang orang asing yang beruntung tersebut. Dan begitu asingnya Al Ghurabaa sehingga dipinggirkan oleh orang orang yang menganggap bahwa diri merekalah yang benar. Sehingga di ujung zaman ini, banyak orang yang sulit membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh secara syari'at, bahkan berani mengatakan bahwa agama itu sama, sehingga melakukan perbuatan Tasyabuh.

Dalam kehidupan bermasyarakatpun banyak sekali orang berlomba lomba untuk mendapatkan posisi penting, meskipun tidak ada ilmunya dalam jabatan yang diinginkan tersebut, sehingga amanah tidak lagi merupakan hal yang penting, dianggap ringan seolah olah takkan dimintai pertanggung jawaban diakhirat nanti.

Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam : “Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali mencabutnya dari manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’ sehingga apabila Allah tidak menyisakan lagi seorang ulama’pun, maka manusiapun mengangkat pemimpin-pemimpin yang jahil. Mereka (para pemimpin tsb) ditanyai, lalu merekapun memberikan fatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (manusia)” .[HR Al-Bukhary dalam Kitab Al-Ilm (100), dan Muslim dalam Kitab Al-Ilm (2673)] 

Banyak hal yang terjadi menjelang akhir zaman ini yang membuat manusia lalai akan akhirat dan sibuk dengan dunia yang kian porak poranda diisi oleh berbagai macam kejahilan yang justru dianggap benar dan banyak ditiru oleh masyarakat yang ingin masuk golongan orang yang banyak yang terlihat tidak asing bagi hati yang kering dari keimanan.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah (salah satu bentuk riba), kalian memegang ekor ekor sapi, ridha dengan bercocok tanam, dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang tak akan dicabut oleh Allah sampai kalian kembali kepada agama kalian“. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (3462). Hadits ini di-shahih-kan oleh Al-Muhaddits Al-Atsariy Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shahihah (11)]

Kesibukan dengan dunia menyebabkan kita akan semakin cinta kepadanya, dan takut mati untuk menghadap Allah Ta’ala .Seakan-akan kita mengharapkan diri dan harta benda yang melalaikan kita agar kekal di dunia, tanpa menghadapi hisab.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Hampir saja ummat-ummat saling memanggil (menyerang) menuju kalian sebagaimana orang-orang yang mau makan saling memanggil kepada nampannya”. Ada yang bertanya, “Apakah karena kita sedikit saat itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian saat itu banyak, tapi kalian buih laksana buih ombak. Allah benar-benar akan mencabut perasaan segan terhadap kalian dari dada musuh kalian; Allah akan mencampakkan kelemahan dalam hati kalian”. Ada yang bertanya, “Apa kelemahan itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia, dan takut mati“.[HR. Abu Dawud dalam Kitab Al-Malahim (4297). Di-shahih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shahihah (958)]

Dan fikirkanlah kembali, betapa yang asing itu ternyata lebih baik dimata Allah karena dalam dirinya masih menyimpan ajaran yang bersumberkan kepada Kitabullah dan Sunnatullah ... dan semoga saya, anda dan kita semua merupakan Al Ghurabaa yang Insya Allah dicintai Allah dan dimuliakan sebagai ummat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam diakhirat nanti ... Aamiin Ya Rabb ...

Wallahu a'lam bishshawab ... ^_^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar