Sabtu, 10 September 2011

Berhati hatilah dalam Berbantah bantahan ..


Berhati hatilah dalam Berbantah bantahan .. by Alexyusandria Moenir on Friday, December 24, 2010 at 11:04pm
Dalam pergaulan sehari hari, sering kita berbenturan dalam perbedaan pendapat mengenai banyak hal. Bisa saja kita berbeda pendapat dalam hal hal sederhana maupun dalam hal yang agak sensitif, seperti masalah agama. Untuk hal ini dibutuhkan kebijaksanaan dari masing masing pihak untuk tidak terjerumus kepada hal hal yang merusak hubungan duniawi antar sesama. Karena itu penting untuk disadari oleh kita sebagai hamba Allah, bahwa Islam telah mengatur cara hidup ummatnya dengan memberikan pegangan berupa Al Qur'an dan Sunnah.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS An Nisaa' 4 : 59)
Sebagai ummat Muslim, jauh sebelum kita hidup dizaman sekarang ini, sebenarnya Rasulullah telah mengingatkan kita tentang banyaknya pertentangan yang mungkin timbul diantara ummatnya.Meskipun telah banyak contoh teladan yang diajarkan dan diamalkan oleh Al Amin tersebut untuk kita ummatnya, namun tetap saja ada banyak hal yang menjadi pertentangan akibat perbedaan pendapat tentang sesuatu.
Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Ardabdh bin Sariyah r.a. yang berkata : “Rasullullah menasehati kami dengan nasehat yang menggentarkan hati dan membuat air mata menetes, Maka kami berkata, "Wahai Rasulullah, sepertinya nasehatnya nasihat yang terakhir. Maka berikanlah wasiat kepada kami“. Rasullullah bersabda : "aku berwasiat kepada kalian agar kalian bertakwa kepada Allah, mendengar dan mentaati sekalipun kalian dipimpin oleh seorang budak. Sesungguhnya barangsiapa diantara kamu yang diberi umur panjang, maka dia akan melihat berbagai macam perselisihan, oleh sebab itu, pegang eratlah sunnahku dan sunnah para khulafa’ur rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah erat ia dengan gigi gerahammu. Jauhilah masalah-masalah bid’ah karena sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat“. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibn Hibban dalam shahihnya. Tirmidzi mengatakan ini merupakan hadits hasan shahih“)
Sebenarnya tidaklah salah jika ada terjadi perbedaan pendapat, karena masing masing kita punya pola fikir sendiri sesuai dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang kita miliki. Namun sering terjadi perbedaan pendapat diantara sesama semakin berlarut larut hingga bisa sangat memburuk ketika hujjah yang disampaikan tidak memiliki dasar yang pasti, dan lebih sering keluar karena terpancing secara emosional dalam menanggapi suatu masalah yang timbul.
Terutama berbantah bantahan dalam masalah agama, dilarang oleh Allah subhanahu wata'ala dalam firmanNya :
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(QS Al Anfaal 8 : 46)
Berbantah bantahan mengenai agama dapat menyebabkan perpecahan, terutama ketika dalam berbantah bantahan tersebut, ilmu yang dimiliki mengenai masalah yang diperdebatkan masih kurang,ditambah dengan sifat egois yang merasa benar sendiri, sehingga terpiculah pertengkaran karena kehilangan kendali diri. Dan hal ini telah diingatkan oleh Rasulullah, jauh sebelum kita ada dizaman sekarang ini. 
Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahlul Kitab telah berpecah belah menjadi 72 golongan. Sesungguhnya (ummat) agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72 golongan tempatnya di dalam Neraka dan hanya satu golongan di dalam Surga, yaitu Al-Jama’ah.[HR. Abu Dawud (no.4597), Ahmad (IV / 102), al-Hakim (I / 128), ad-Darimi (II / 241). Dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Dishahihkan oleh Syaikh Albani. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 203-204)]
Dan banyak terjadi dizaman sekarang ini dimana manusia keluar dari agama seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ketika menyebutkan bahwa kelompok Khawarij akan memisahkan diri dari umat, akibat mereka melesat keluar dari agama. Istilah ‘keluar dari agama’ bukan berarti kafir keluar dari Islam, akan tetapi maknanya ialah keluar dari asas Islam, keluar dari hukum-hukum dan batas-batasnya. Istilah ‘keluar dari agama’ kadang kala berarti kekafiran kadang kala tidak sampai kepada batas kafir. Kadang kala bermakna memisahkan diri dari umat Islam, yaitu dari jama’ah, atau memisahkan diri dari jalur Sunnah Nabi yg dilalui oleh Ahlus Sunnah, yang merupakan Ahlu Islam sejati.
Dan Allah memberi peringatan kepada manusia agar tidak menyimpang dari ajaran Islam melalui firmanNya dalam Al Qur'an :
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu[348] dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.(QS An Nisaa' 4 : 115)
[348]. Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.
Semoga Allah menambahkan keimanan dan  ilmu pengetahuan kita dalam agama Islam ini dan menjauhkan kita dari kesesatan dan menyesatkan orang lain ... Amien Ya Rabb
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS Al Kaafiruun 109 : 1 - 6)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha mempengaruhi Nabi saw. dengan menawarkan kekayaan agar beliau menjadi seorang yang paling kaya di kota Makkah, dan akan dikawinkan dengan yang beliau kehendaki. Usaha ini disampaikan dengan berkata: "Inilah yang kami sediakan bagimu hai Muhammad, dengan syarat agar engkau jangan memaki-maki tuhan kami dan menjelekkannya, atau sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun." Nabi saw menjawab: "Aku akan menunggu wahyu dari Tuhanku." Ayat ini (S.109:1-6) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai perintah untuk menolak tawaran kaum kafir. Dan turun pula Surat Az Zumar ayat 64 sebagai perintah untuk menolak ajakan orang-orang bodoh yang menyembah berhala.(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Sa'id bin Mina.) (Diriwayatkan oleh at-Thabarani dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum kafir Quraisy berkata kepada Nabi saw.: "Sekiranya engkau tidak keberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami akan mengikuti agamamu selama setahun pula." Maka turunlah Surat Al Kafirun (S.109:1-6). (Diriwayatkan oleh Abdurrazaq yang bersumber dari Wahb dan Ibnul Mundzir yang bersumber dari Juraij.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa al-Walid bin al-Mughirah, al-'Ashi bin Wa-il, al-Aswad bin Muthalib dan Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata : "Hai Muhammad! Mari kita bersama menyembah apa yang kami sembah dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah dan kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah pemimpin kami." Maka Allah menurunkan ayat ini (S.109:1-6)
Wallahu a’lam bishshawab ... ^_^

1 komentar: